Awas! Bahaya Penggunaan Pestisida dan Pupuk Kimia Bagi Kesehatan yang Tidak Kita Sadari

Bahaya Penggunaan Pestisida

Awas! Bahaya Penggunaan Pestisida dan Pupuk Kimia bagi Kesehatan yang Tidak Kita Sadari – Tujuan pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, penggunaan input kimia seperti pestisida dan pupuk telah meningkat. Pestisida adalah zat kimia yang dimaksudkan untuk membunuh hama. Secara umum, pestisida adalah bahan kimia atau agen biologis seperti virus, bakteri, antimikroba, atau desinfektan yang menghalangi, melumpuhkan, membunuh, hama. Biasanya digunakan untuk menghilangkan atau mengendalikan berbagai hama pertanian yang dapat merusak tanaman dan ternak serta menurunkan produktivitas pertanian. 

Pestisida telah terbukti menjadi keuntungan bagi petani serta orang-orang di seluruh dunia dengan meningkatkan hasil pertanian. Penggunaan pestisida dan pupuk nitrogen dalam pertanian telah tumbuh secara pesat selama lebih dari 50 tahun untuk meningkatkan hasil panen. Saat ini, sekitar 600 bahan aktif pestisida digunakan. Padahal, sebenarnya, zat-zat dan bahan aktif tersebut dapat mengendap dan terakumulasi dalam tanah, air, dan tanaman. Meskipun aplikasi pestisida dan pupuk bermanfaat, tetapi penggunaan yang berlebihan memiliki efek negatif jangka panjang yang merugikan kesehatan manusia. Berikut diantaranya:

Efek Neurologis 

Keracunan pestisida akut dianggap sebagai masalah kesehatan global yang utama dengan sekitar 95 juta kasus keracunan per tahun. Kebanyakan kasus keracunan pestisida akut disebabkan oleh paparan insektisida organofosfat, organoklorin, dan karbamat, serta berbagai fungisida (merkuri, difenil. heksaklorobenzena, heksaklorofen) dan fumigan (metil bromida, karbon disulfida, sulfuril fluorida).

Efek neurologis akut hingga kronis yang dapat disebabkan oleh paparan insektisida di antaranya: kelesuan, kelelahan, sakit kepala, hiperiritabilitas (kejang), pusing, tremor otot, kedutan, kelumpuhan, parestesia (mati rasa), polineuropati (gangguan syaraf), inkoordinasi (gangguan anggota gerak), ataksia (gangguan gerakan yang disebabkan oleh otak), gangguan penglihatan, defisit kognitif, pelupa, kehilangan ingatan, perilaku berubah, gugup, depresi, dan kecemasan.

Efek Karsinogenik 

Pada penelitian aktivitas genotoksik dari 65 pestisida menemukan bahwa 35 pestisida (54%) dinyatakan positif sebagai karsinogen (zat penyebab kanker), termasuk organofosfat, insektisida tiokarbamat, insektisida piretroid. dan berbagai herbisida dan fungisida. Namun, beberapa pestisida nongenotoksik juga mungkin terlibat dalam karsinogenesis melalui sifat epigenetiknya (perubahan ekspresi gen yang tidak disebabkan oleh perubahan sekuen DNA). seperti promosi tumor, penghambatan komunikasi antar sel. atau induksi proliferasi peroksisom.

Leukemia dan kanker otak pada anak-anak juga terkait dengan pekerjaan orang tua di bidang pertanian dan paparan pestisida. Kanker  otak pada anak-anak dan kanker perut pada orang dewasa juga telah dikaitkan dengan senyawa N-nitroso, yang dapat diakibatkan dari minum air tanah yang terkontaminasi oleh nitrat akibat pupuk kimia.

Efek Imunologis

Pestisida dan kontaminan pestisida dapat memodulasi atau mengubah respon imun. Dapat terjadi perubahan kadar antibodi (imunoglobulin) serta perubahan populasi sel T (sel darah putih yang penting pada kekebalan tubuh) pada manusia yang terpapar pestisida.

Efek Pada Pernapasan 

Gangguan pernapasan kronis telah ditemukan pada petani dengan paparan pestisida organoklorin dan organofosfat selama bertahun-tahun. Sedangkan fibrosis paru persisten (kerusakan kantung udara di paru paru), batuk kronis, bronkiolitis obliterans, dan bronkiektasis merupakan gejala sisa dari paparan amonia anhidrat dari pupuk kimia.

Amonia anhidrat adalah gas tidak berwarna yang digunakan sebagai pupuk. Biasanya digunakan dalam bentuk cairan bertekanan untuk kemudahan transportasi dan penyimpanan. Karena tingginya tekanan dan bersuhu -28 F. Aliran penguapan amonia anhidrat akan menembus dan membekukan jaringan serta mengakibatkan luka bakar kimia kulit dan mata. Menghirup gas akan mengakibatkan Iaryngospasme (reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam nyawa), trakeitis (infeksi pada trakhea), bronkitis (peradangan pada selaput bronkial), dan pneumonitis (radang paru paru) dengan edema paru (penumpukan cairan pada paru paru). Cedera mata dapat terjadi dalam kerusakan permanen, sedangkan cedera paru biasanya reversibel/ tidak permanen.

Efek Pada Kesehatan Reproduksi 

Pestisida organoklorin dibromochlorophane (DBCP) dan chlordecone (kepone) bersifat racun pada reproduksi manusia. Azoospermia (tidak adanya sperma pada air mani), oligospermia (sperma dalam air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit), dan penurunan motilitas sperma dapat terjadi akibat paparan DBCP, sedangkan chlordecone menyebabkan oligospermia dan penurunan motilitas sperma. Paparan etilen dibromida juga mempengaruhi sistem reproduksi manusia mengakibatkan penurunan jumlah sperma, penurunan motilitas dan viabilitas sperma, dan morfologi abnormal, serta penurunan kesuburan juga menghasilkan jumlah sperma abnormal.

Efek Lainnya 

Efek kesehatan akut dari kontaminasi air tanah oleh nitrat akibat penggunaan pupuk kimia adalah terjadinya methemoglolobinemia (kelainan darah akibat kelebihan methemoglobin) klinis atau subklinis pada bayi di bawah usia 6 bulan. Standar air minum saat ini untuk kadar nitrat-nitrogen yaitu sebesar 10 ppm ditetapkan secara pribadi untuk mencegah kejadian ini. Namun, beberapa kasus methemoglobinemia bayi mengakibatkan kematian dan problematika ini terus terjadi di daerah pedesaan.

Kesimpulan

Paparan bahan kimia pertanian dapat menghasilkan efek kesehatan berupa penyakit akut dan kronis, termasuk neurotoksisitas (insektisida, fungisida, fumigan). Kerusakan paru-paru (paraquat), luka bakar kimia (amonia anhidrat), dan methemoglobinemia bayi (nitrat dalam air tanah). Berbagai jenis kanker juga telah dikaitkan dengan paparan berbagai pestisida, terutama kanker hematopoietik (berkaitan dengan jaringan pembentuk sel darah). Kelainan imunologi dan efek reproduksi dan perkembangan yang merugikan akibat pestisida juga telah dilaporkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih baik untuk mengendalikan dan menghilangkan paparan pestisida manusia bila memungkinkan.

Baca Juga : Bahaya Terselubung Dari Penggunaan Pupuk Kimia

Halaman Diskusi : MAX Indonesia

Penulis : Quinnike Aisy Maskurin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.